(1)
Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika disebabkan oleh berbagai faktor
alam. Faktor alam itu antara lain: angin, air, perubahan suhu, dan gelombang
laut. Angin yang senantiasa bertiup kencang dapat mengikis batuan sedikit demi
sedikit. Kondisi ini dapat mengakibatkan batuan mengalami erosi. Erosi batuan
menyebabkan terjadinya padang pasir. Selain itu, angin yang bertiup sangat
kencang juga dapat menggeser batuan. Saat bergeser inilah batuan bergesekan
dengan batuan lain sehingga mengalami penggerusan. Batuan akan pecah menjadi
bagian yang lebih kecil, misalnya pasir dan kerikil. Perubahan suhu secara
drastis juga dapat mengakibatkan pelapukan batuan. Saat suhu tinggi atau panas,
batu akan mengembang. Sementara itu, saat suhu rendah atau dingin, batu akan
menyusut kembali. Perubahan ini terjadi silih berganti antara siang dan malam.
Adanya perubahan suhu yang silih berganti ini, lama-kelamaan dapat mengakibatkan
batuan tersebut pecah. Batu juga dapat mengalami pelapukan karena air.
Air
hujan dan air terjun yang mengenai batuan secara terus-menerus dapat
mengakibatkan batuan retak dan pecah. Batu karang yang berdiri kukuh di tepi
laut juga dapat mengalami pelapukan. Gelombang laut yang menghantam batu karang
secara terus-menerus mengakibatkan batuan tersebut terkikis sedikit demi
sedikit. Satu hal yang perlu diingat, proses pelapukan setiap batuan
berbeda-beda. Ada batuan yang cepat lapuk, tetapi ada juga yang lambat. Cepat
lambatnya pelapukan tergantung pada penyusun dan tingkat kekerasan batuan tersebut.
(2) Pelapukan
Biologi
Pelapukan secara biologi dapat disebabkan oleh tumbuhan
lumut yang menempel dipermukaan batuan. Tumbuhan lumut akan mengeluarkan lendir
dan menempel pada batuan. Tumbuhan lumat akan mengeluarkan zat kimia yang dapat
menghancurkan batuan. Contoh lumut kerak yang dapat tumbuh di batuan. Lumut ini
mengeluarkan zat asam yang sedikit demi sedikit dapat menghancurkan batuan.
Pelapukan batuan merupakan awal terbentuknya tanah.
(3)
Pelapukan kimia
Oksigen
dan uap air di dunia mudah bersenyawa dengan berbagai zat. Oksigen dan uap air
tersebut dapat menyebabkan pelapukan. Pelapukan yang demikian disebut pelapukan
kimia. Misalnya, besi menjadi berkarat dan warnanya kemerah-merahan.
Air hujan secara alami mengandung asam yang berasal
dari karbon dioksida. Akan tetapi, akibat gas-gas buangan industri seperti
belerang dioksida, maka terjadilah hujan asam. Huajn asam terjadi karena gas
uang tersebut bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di udara. Hujan asam
sangat meningkatkan kecepatan pelapukan fisika. Hujan asam mengakibatkan
kerusakan pada batuan, seperti terkikis. Saat ini akibat hujan asam dapat kamu
lihat pada pegunungan dan patung yang ada diruangan terbuka. Patung itu tampak
terkikis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar