Metode-metode pembelajaran yang bisa dipilih
oleh guru dalam mengajarkan tari antara lain:
(1)
Metode Refleksi
Melalui metode refleksi ini para siswa
menirukan guru melakukan gerak tari. Guru menari didepan, siswa mengikuti di
belakangnya. Proses ini berlangsung terus bersamaan dengan musik
iringannya, pada waktu itu belum ada tape, sehingga latihan diulang-ulang
bersamaan dengan musik hidup yang dilakukan oleh anggota karawitan.
(2)
Metode Hitungan
Dalam pelaksanaan metode hitungan ini dilakukan
dengan cara memberikan hitungan-hitungan pada setiap gerakan. Ada
beberapa pola hitungan yang pernah dilakukan olah para pengajar tari, antara
lain: hitungan sesuai dengan metrum lagu; hitungan yang hanya sekedar untuk
menghitung beberapa lama gerak tersebut harus dilakukan; hitungan sebagai
pembimbing irama gerak tari.
(3) Metode Keprak
Metode keprak ini dilakukan dengan cara
memberikan tekanan-tekanan tertentu pada pola keprakan (drodogan) pada setiap gerak tari. Keprakan dengan pola yang
berbeda-beda sebagai isyarat sebagai berikut: dimulainya gerak tari;
diakhirinya gerak tari; dan mengiringi perjalanan gerak tari
(4) Metode Lelagon
Melagukan
musik iringan pada saat mentransformasikan gerak tari ternyata memberikan daya
tarik tersendiri. Metode seperti ini dahulu sering digunakan untuk proses
pembelajaran solah bawa. Karena pada dasarnya solah bawa ini adalah
menginterpretasikan arti syair lagu secara sederhana dan mendekati kenyataan,
misalnya menggambarkan tentang Kupu-kupu, Kuda, raksasa dan yang lainnya.
(5) Metode Interaktif
Para siswa mendengarkan lagu musik iringan tari
yang sedang dipelajari secara terus menerus membuat ya menjadi peka terhadap
kekuatan musikal. Mereka diberikan kesempatan untuk mendengarkan musik dalam
posisi diam tetapi seolah-olah seperti sedang menari.
Metode yang lain adalah mereka diputarkan musik-musik instrumental dan direspon dengan gerak tari secara spontan/improvisasi. Kegiatan semacam ini merupakan salah satu cara untuk membangun refleksi motorik maupun sentuhan keindahan pada dirinya untuk dapat lahir melalui eksplorasi spontanitasnya. Tingkat emosional dan intelegensi para siswa akan nampak lebih jelas pada proses interaktif ini. Namun demikian tipe ekstrafer juga akan lebih mudah menyesuaikan diri daripada tipe instrafer. Metode interaktif adalah upaya menumbuh kembangkan kepribadian siswa untuk mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berani dan paham terhadap potensi dirinya.
Metode yang lain adalah mereka diputarkan musik-musik instrumental dan direspon dengan gerak tari secara spontan/improvisasi. Kegiatan semacam ini merupakan salah satu cara untuk membangun refleksi motorik maupun sentuhan keindahan pada dirinya untuk dapat lahir melalui eksplorasi spontanitasnya. Tingkat emosional dan intelegensi para siswa akan nampak lebih jelas pada proses interaktif ini. Namun demikian tipe ekstrafer juga akan lebih mudah menyesuaikan diri daripada tipe instrafer. Metode interaktif adalah upaya menumbuh kembangkan kepribadian siswa untuk mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berani dan paham terhadap potensi dirinya.
(6) Metode Kombinasi
Metode ini yaitu menggabungkan dari semua
metode tari untuk dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam mengikuti proses
belajar menari adalah sangat penting. Metode kombinasi sangat efektif digunakan
guru dalam mengajarkan tari, karena memberikan kemudahan bagi guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar.
(7) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu metode yang digunakan
guru untuk memberikan gambaran atau contoh gerakan kepada siswa. Jadi, posisi
guru dalam memberikan contoh ada di depan kelas dan posisi siswa di belakang
guru. Siswa disini tidak menirukan sang guru dalam mempraktekkan gerakan yang
dicontohkan guru, tetapi hanya sekedar menonton saja. Penggunaan metode ini
seolah-olah hanya guru saja yang aktif,
namun siswa menjadi tidak aktif dikarenakan siswa tidak ikut serta dalam
bergerak.
(8) Metode Drill-resitasi
Metode drill-resitasi adalah metode yang
digunakan untuk mengadakan pengulangan gerakan. Biasanya metode ini banyak
digunakan para guru sekolah untuk mengajarkan tari yang susah gerakannya,
dimaksudkan agar siswa cepat mengingat dan menghafal gerakan. Jadi, dengan
memutarkan musik dan mengulang berkali-kali gerakan, akan menjadikan siswa
secepatnya menangkap apa yang diajarkan oleh guru.
Akan tetapi, metode ini sangat melelahkan bagi
seorang guru dalam mengajarkan tarian. Karena akan menguras stamina guru untuk
bergerak dalam memberikan contoh dan memutarkan musik secara berulang-ulang.
(9) Metode SAS (Struktur Analisis Sintesis)
Metode SAS dalam pelaksanaannya hampir sama seperti
pelaksanaan metode drill-resitasi, yaitu pada intinya adalah mengulang
gerakan-gerakan yang dianggap lebih susah seperti dari gerakan yang lain.
Biasanya metode ini digunakan dalam mengajarkan tari klasik gaya Surakarta dan
Yogyakarta. Gerakan tari klasik tersebut banyak ditemukan gerakan yang susah
seperti gerakan inti. Oleh karena itu, metode ini digunakan untuk mengulang
gerakan inti yang lebih susah dari pada gerakan penghubungnya.
(10) Metode
Eksplorasi
Penggunaan metode
eksplorasi gerak manusia dan binatang sangat baik untuk dikembangkan
dalam pembelajaran seni tari, di mana selama ini pembelajaran seni tari di sekolah
banyak menjadi masalah bagi guru seni, khususnya bagi guru seni yang tidak
berdasar seni tari.
Penyampaian materi tari
cenderung menggunakan metode pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa dan
lebih berpusat terhadap guru. Dalam pembelajaran, siswa hanya mendengar,
melihat dan menghafalkan gerak yang dicontohkan oleh guru. Sementara siswa
lebih termotivasi dan bersemangat bila diajak ikut aktif dalam sebuah proses
sehingga siswa dapat berapresiasi dan berekspresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar